Klaim Malaysia atas Alat Musik Gamelan

WONOGIRI--MI: Ribuan warga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menyatakan sikap menentang klaim pihak Malaysia terhadap sejumlah aset budaya Bangsa Indonesia.

Mereka yang antara lain terdiri atas kalangan seniman, budayawan, pelaku budaya, pemuda, dan pelajar itu berkumpul di Lapangan Giri Krida Bakti, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu (30/8), dipimpin Bupati Wonogiri, Begug Poernomosidi untuk menyampaikan sikap atas masalah klaim itu.

Pernyataan sikap disampaikan oleh Begug antara lain berisi tuntutan kepada Malaysia untuk segera mengembalikan berbagai aset budaya Bangsa Indonesia yang telah diklaimnya.   "Beberapa di antaranya, naskah kuno dari Riau, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tenggara, lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku, lagu Soleram dari Jambi, alat musik Gamelan dari Jawa, tari kuda lumping dari Jawa Timur, motif batik parang dari Yogyakarta, dan tari Pendet dari Bali," katanya.

Berdasarkan data, katanya, sebanyak 20 aset budaya Indonesia diklaim Malaysia. "Kami memberi waktu dua puluh hari kepada pihak Malaysia untuk merespons pernyataan sikap kami dengan mengembalikan semua aset budaya Indonesia yang mereka klaim," kata Begug yang juga Ketua Paguyuban Kesenian Reog Ponorogo itu.

Jika hingga batas waktu tersebut tidak ada respons dari Malaysia, katanya, dirinya akan mengerahkan massa ke Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, pada 30 Oktober 2009, untuk menyampaikan tuntutan itu.

"Sekitar sepuluh ribu orang akan dikerahkan untuk tuntutan serupa ke pihak Malaysia. Selain itu, kami juga akan mendesak Pemerintah Indonesia untuk menekan Pemerintah Malaysia," katanya.

Pada kesempatan itu Begug juga menyatakan akan menuntut Malaysia untuk menyerahkan Pulau Ambalat kepada RI, menyerahkan para teroris yang berasal dari Malaysia ke Pemerintah Indonesia untuk diminta pertanggungjawaban, dan penghentian penyiksaan terhadap TKI di Malaysia. Pihaknya juga menuntut Malaysia meminta maaf atas pelecehan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Mengenai keikutsertaan ribuan siswa dalam aksi itu, ia mengatakan, pelajar setempat sebagai pihak yang mendesaknya untuk menyampaikan pernyataan sikap tersebut. "Sikap responsif seperti itu wajar dan sudah seharusnya dilakukan jika sebuah bangsa merasa dilecehkan oleh bangsa lain," katanya.

Seorang dalang asal Tegal yang ikut dalam aksi tersebut Ki Enthus Susmono, mengatakan, klaim Malaysia itu salah satu upaya mereka menjajah Bangsa Indonesia. "Perlawanan terhadap tindakan Malaysia mutlak menjadi tanggung jawab setiap orang Indonesia," katanya.

Pada aksi tersebut terlihat ribuan siswa membawa poster yang berisi kecaman kepada Malaysia sedangkan para seniman mementaskan beberapa kesenian rakyat seperti tari Reog Ponorogo, Kuda Lumping, dan Anoman yang seakan menegaskan bahwa berbagai karya budaya Indonesia tersebut telah diklaim Malaysia. (Ant/WJ/OL-03)

0 Komentar Anda:

Posting Komentar